ASPEK BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Diajukan untuk
memenuhi mata kuliah social and culture science
Di susun oleh:
PSIK reg A
Nama : Hilda Fitri Mediana Sari
NIM : 4201.0113.A.020
PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON TAHUN 2014
Jalan Brigjen Dharsono No. 12 B By Pass Telp. (0231) 247852 Cirebon
PEMBAHASAN
1.1 Kebudayaan
1.1.1 Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari
generasi ke generasi. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian
kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir
manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan
akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku
serta karya fisik sekelompok manusia. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks,
abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial
manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi
dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah
suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang
mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu
mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme
kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan
kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali
anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan
dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling
bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain.
1.1.2 Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh
unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh
unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.
Kesenian
2.
Sistem teknologi dan
peralatan
3.
Sistem organisasi masyarakat
4.
Bahasa
5.
Sistem mata pencaharian
hidup dan sistem ekonomi
6.
Sistem pengetahuan
7.
Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara
kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat
mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda
jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga
mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya
orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli
negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan
asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya
universal yaitu :
1.Kesenian
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan
sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian
yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang
– barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun
diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan
dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk
berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga
berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan
sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem
ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang
– barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan
membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan
pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda
pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul
karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.
1.2 Kebudayaan Suku Betawi
Suku
Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta. Kebudayaan suku betawi terbentuk
dari akulturasi(percampuran) bebrbagai kebudayaan yang telah ada sebelumnya.
Hal ini terjadi karena Jakarta sebagai tempat hidup suku betawi merupakan
daerah pesisir yang sejak dahulu menjadi pusat perdangan. Oleh karna itu,
dengan sendirinya menjadi tujuan berbagai etnis dari kawasan nusantara dan
dunia. Di samping itu, sikap terbuka orang betawi dan penghargaannya yang
tinggi terhadap perbedaan juga turut mempercepat akulturasi tersebut. Karena
akulturasi tadi, kebudayaan suku betawi dapat dikelompokan menjadi beberapa
jenis berdasarkan pengaruh kebudayaan- kebudayaan asal yang membentuknya,
yaitu:
1.Kebudayaan
yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan arab dan melayu, seperti
samrah,rebana,dan marawis
2.Kebudayaan
yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan cina seperti lenong, topeng betawi,
gambang kromong, tari cokek, dan tari yapong
3.Kebudayaan
yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan portugis dan belanda, misalnnya
keroncong tegu dan tanjidor Kebudayaan suku betawi biar jadi menjadi kebudayaan
terkaya yang dimiliki Indonesia.
Mengingat akulturasi yang terjadi pada
kebudayaan suku yang cukup banyak tidak mengherankan jika akhirnya kebudayaan
suku betawi ina kebudyaan menarik minat para pendatang untuk ikut mendiami
sebagai besar wilaya Jakarta sebagai tempat berlangsungnnya kebudayaan suku
betawi secara turun temurun Perilaku dan sifat Asumsi kebanyakan orang tentang
masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi,
pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil.
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain jiwa sosial
mereka sangat tinggi, walaupun kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu
berlebih dan cenderung tendensius. Orang Betawi juga sangat menjaga nilai-nilai
agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama Islam),
kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme. Hal ini
terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi dan pendatang dari
luar Jakarta. Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi.
Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau
kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondelondel,
gambang kromong, dan lain-lain. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan
sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi
di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). Namun tetap ada optimisme dari
masyarakat Betawi generasi mendatang yang justru akan menopang modernisasi
tersebut.
Perkembangan keluarga Betawi dibayangi oleh
warisan penelusuran sejarah etnik
Betawi. Warisan yang melekat pada keluarga Betawi adalah nilai-nilai spiritual
islam. Orang Betawi akan mendapat restu untuk menikah bila calon pasangannya
beragama islam. Keluarga sebagai unit terkecil ini berpusat pada ayah, hubungan
ayah dengan anak dan istri bersifat primer. Figure ayah amat dominan dalam
keluarga Betawi, tetapi hubungan orang tua-anak dan hubungan suami-istri tidak
mempunyai tata krama yang jelas. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan
sehari-hari keluarga Betawi, seperti anak dapat memanggil ayah atau ibunya
hanya dengan nama saja dan istri dapat memanggil suami dengan menyebut namanya
langsung.
Keluarga Betawi yang
berpusat pada ayah (Patrifocal-Family)
berasal dari implementasi nilai-nilai spriritual Islam ke dalam keluarga
Betawi. Kuatnya nilai-nilai spiritual Islam ke dalam keluarga dapat dilihat
pada keluarga Betawi yang lebih menganjurkan putra-putri mereka bersekolah di
sekolah agama daripada di sekolah umum. Anak lelaki keluarga Betawi mendapat
perhatian yang lebih baik daripada anak perempuan mereka. Anak lelaki lebih
mendapat perhatian pendidikan, asupan gizi, warisan, dan bila terjadi konflik
antara anak yang berlainan jenis. Pandangan keluarga Betawi dalam pendidikan
anak dan perbedaan memperlakukan anak menyebabkan anak laki-laki Betawi jarang
yang berpendidikan tinggi dan anak perempuan tetap tinggal dirumah.
Keluarga Betawi pada
umumnya menghidupi keluarganya dengan pekerjaan tidak tetap, berdagang,
mengharapkan hasil kebun, dan kontrakan atau menyewakan rumah. Untuk
melangsungkan pesta perkawinan, khitanan, atau keperluan lain yang lebih besar,
keluarga Betawi pada umumnya menjual kebun atau sebagian rumahnya. Hal ini
menyebaban mereka terpinggirkan oleh kaum pendatang yang lebih ulet, mempunyai
pendidikan, dan memeiliki budaya menabung. Keluarga Betawi juga memiliki
pandangan ‘banyak anak banyak rejeki’, pendidikan agama harus nomor satu,
menjadi kebanggaan bagi kaum laki-laki jika memiliki istri lebih dari satu, dan
anak laki-laki harus lebih pandai dari anak perempuan. Keluarga Betawi umumnya
memiliki anak lebih dari tiga.
1.3 Aspek budaya betawi yang
berhubungan kesehatan
1.3.1 Aspek budaya betawi yang
mempengaruhi kesehatan
Ada beberapa aspek budaya di kalangan masyarakat
terhadap kesehatan masyarakat Betawi. Contohnya:
1. Masyarakat Betawi melarang
perempuan Betawi yang sedang mengandung pantang makan yang amis-amis seperti
ikan karena khawatir bila nanti melahirkan air ketubannya amis. Sedangkan Ibu
hamil memerlukan protein tinggi. Selain itu,
larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan lain-lain
bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama
masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo,1993).
2. Di masyarakat Betawi juga
berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting
karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang
dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan
kesehatan si bayi.
3. Kaum pria Betawi dewasa
umumnya merokok walaupun yang bersangkutan menderita penyakit paru kronik
seperti tb paru atau asma.
1.3.2
Intervensi keperawatan pada keluarga betawi
1. Lakukan negosiasi untuk
memilih budaya Betawi yang lebih menguntungkan kondisi kesehatannya saat ini,
misalnya perempuan Betawi yang sedang mengandung pantang makan yang amis-amis
seperti ika karena khawatir bila nanti melahirkan air ketubannya amis. Sedangkan
Ibu hamil memerlukan protein tinggi, maka sumber protein yang amis tersebut
dapat diganti dengan sumber protein yang tidak amis, misalnya ayam, tahu, tempe
atau daging sapi.
2. Lakuukan juga negosiasi
untuk memilih budaya Betawi yang lebih menguntungkan kondisi kesehatan ibu dan
anaknya saat ini, misalnya masyarakat Betawi juga berlaku pantangan
makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI
menjadi asin. Sedangkan Ibu dan bayi sangat memerlukan gizi yang cukup maka
harus di ganti dengan makanan yang lain
agar gizi ibu dan bayi tercukupi karena
apabila ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah.
Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
3. Melakukan
restrukturisasi budaya Betawi yang tidak merugikan kesehatannya. Misalnya kaum
pria Betawi dewasa umumnya merokok walaupun yang bersangkutan menderita
penyakit paru kronik seperti tb paru atau asma. Perawat menganjurkan untuk
berhenti merokok dan memantaunya secara periodic, sehingga suatu saat klien
memiliki budaya baru yaitu tidak merokok.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://fhiyanemyuunik.blogspot.com/2013/05/makalah-budaya-yang-mempengaruhi.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar