Sabtu, 08 November 2014

aspek budaya betawi yang mempengaruhi kesehata


ASPEK BUDAYA YANG MEMPENGARUHI KESEHATAN
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah social and culture science


Di susun oleh:
PSIK reg A
Nama         : Hilda Fitri Mediana Sari
NIM          : 4201.0113.A.020



PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes) CIREBON TAHUN 2014
Jalan Brigjen Dharsono No. 12 B By Pass Telp. (0231) 247852 Cirebon



PEMBAHASAN

1.1  Kebudayaan
1.1.1 Pengertian Kebudayaan
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Kata budaya dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pikiran, akal budi atau adat-istiadat. Secara tata bahasa, pengertian kebudayaan diturunkan dari kata budaya yang cenderung menunjuk pada pola pikir manusia. Kebudayaan sendiri diartikan sebagai segala hal yang berkaitan dengan akal atau pikiran manusia, sehingga dapat menunjuk pada pola pikir, perilaku serta karya fisik sekelompok manusia. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbada budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.Beberapa alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri.”Citra yang memaksa” itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti “individualisme kasar” di Amerika, “keselarasan individu dengan alam” d Jepang dan “kepatuhan kolektif” di Cina. Citra budaya yang brsifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka. Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku orang lain.
1.1.2 Unsur-Unsur Kebudayaan
Koentjaraningrat (1985) menyebutkan ada tujuh unsur-unsur kebudayaan. Ia menyebutnya sebagai isi pokok kebudayaan. Ketujuh unsur kebudayaan universal tersebut adalah :
1.         Kesenian
2.         Sistem teknologi dan peralatan
3.         Sistem organisasi masyarakat
4.         Bahasa
5.         Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
6.         Sistem pengetahuan
7.         Sistem religi
Pada jaman modern seperti ini budaya asli negara kita memang sudah mulai memudar, faktor dari budaya luar memang sangat mempengaruhi pertumbuhan kehidupan di negara kita ini. Contohnya saja anak muda jaman sekarang, mereka sangat antusias dan up to date untuk mengetahui juga mengikuti perkembangan kehidupan budaya luar negeri. Sebenarnya bukan hanya orang-orang tua saja yang harus mengenalkan dan melestarikan kebudayaan asli negara kita tetapi juga para anak muda harus senang dan mencintai kebudayaan asli negara sendiri. Banyak faktor juga yang menjelaskan soal 7 unsur budaya universal yaitu :



1.Kesenian 
Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan.
2.Sistem teknologi dan peralatan
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
3.Sistem organisasi masyarakat
Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.
4.Bahasa
Sesuatu yang berawal dari hanya sebuah kode, tulisan hingga berubah sebagai lisan untuk mempermudah komunikasi antar sesama manusia. Bahkan sudah ada bahasa yang dijadikan bahasa universal seperti bahasa Inggris.
5.Sistem mata pencaharian hidup dan sistem ekonomi
Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.
6.Sistem pengetahuan
Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.
 7.Sistem religi
Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa.

           
1.2  Kebudayaan Suku Betawi
Suku Betawi merupakan kebudayaan asli kota Jakarta. Kebudayaan suku betawi terbentuk dari akulturasi(percampuran) bebrbagai kebudayaan yang telah ada sebelumnya. Hal ini terjadi karena Jakarta sebagai tempat hidup suku betawi merupakan daerah pesisir yang sejak dahulu menjadi pusat perdangan. Oleh karna itu, dengan sendirinya menjadi tujuan berbagai etnis dari kawasan nusantara dan dunia. Di samping itu, sikap terbuka orang betawi dan penghargaannya yang tinggi terhadap perbedaan juga turut mempercepat akulturasi tersebut. Karena akulturasi tadi, kebudayaan suku betawi dapat dikelompokan menjadi beberapa jenis berdasarkan pengaruh kebudayaan- kebudayaan asal yang membentuknya, yaitu:
1.Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan arab dan melayu, seperti samrah,rebana,dan marawis
2.Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan cina seperti lenong, topeng betawi, gambang kromong, tari cokek, dan tari yapong
3.Kebudayaan yang terbentuk oleh pengaruh kebudayaan portugis dan belanda, misalnnya keroncong tegu dan tanjidor Kebudayaan suku betawi biar jadi menjadi kebudayaan terkaya yang dimiliki Indonesia.
 Mengingat akulturasi yang terjadi pada kebudayaan suku yang cukup banyak tidak mengherankan jika akhirnya kebudayaan suku betawi ina kebudyaan menarik minat para pendatang untuk ikut mendiami sebagai besar wilaya Jakarta sebagai tempat berlangsungnnya kebudayaan suku betawi secara turun temurun Perilaku dan sifat Asumsi kebanyakan orang tentang masyarakat Betawi ini jarang yang berhasil, baik dalam segi ekonomi, pendidikan, dan teknologi. Padahal tidak sedikit orang Betawi yang berhasil.
Ada beberapa hal yang positif dari Betawi antara lain jiwa sosial mereka sangat tinggi, walaupun kadang-kadang dalam beberapa hal terlalu berlebih dan cenderung tendensius. Orang Betawi juga sangat menjaga nilai-nilai agama yang tercermin dari ajaran orangtua (terutama yang beragama Islam), kepada anak-anaknya. Masyarakat Betawi sangat menghargai pluralisme. Hal ini terlihat dengan hubungan yang baik antara masyarakat Betawi dan pendatang dari luar Jakarta. Orang Betawi sangat menghormati budaya yang mereka warisi. Terbukti dari perilaku kebanyakan warga yang mesih memainkan lakon atau kebudayaan yang diwariskan dari masa ke masa seperti lenong, ondelondel, gambang kromong, dan lain-lain. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa keberadaan sebagian besar masyarakat Betawi masa kini agak terpinggirkan oleh modernisasi di lahan lahirnya sendiri (baca : Jakarta). Namun tetap ada optimisme dari masyarakat Betawi generasi mendatang yang justru akan menopang modernisasi tersebut.
Perkembangan keluarga Betawi dibayangi oleh warisan  penelusuran sejarah etnik Betawi. Warisan yang melekat pada keluarga Betawi adalah nilai-nilai spiritual islam. Orang Betawi akan mendapat restu untuk menikah bila calon pasangannya beragama islam. Keluarga sebagai unit terkecil ini berpusat pada ayah, hubungan ayah dengan anak dan istri bersifat primer. Figure ayah amat dominan dalam keluarga Betawi, tetapi hubungan orang tua-anak dan hubungan suami-istri tidak mempunyai tata krama yang jelas. Hal ini dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari keluarga Betawi, seperti anak dapat memanggil ayah atau ibunya hanya dengan nama saja dan istri dapat memanggil suami dengan menyebut namanya langsung.
Keluarga Betawi yang berpusat pada ayah (Patrifocal-Family) berasal dari implementasi nilai-nilai spriritual Islam ke dalam keluarga Betawi. Kuatnya nilai-nilai spiritual Islam ke dalam keluarga dapat dilihat pada keluarga Betawi yang lebih menganjurkan putra-putri mereka bersekolah di sekolah agama daripada di sekolah umum. Anak lelaki keluarga Betawi mendapat perhatian yang lebih baik daripada anak perempuan mereka. Anak lelaki lebih mendapat perhatian pendidikan, asupan gizi, warisan, dan bila terjadi konflik antara anak yang berlainan jenis. Pandangan keluarga Betawi dalam pendidikan anak dan perbedaan memperlakukan anak menyebabkan anak laki-laki Betawi jarang yang berpendidikan tinggi dan anak perempuan tetap tinggal dirumah.
Keluarga Betawi pada umumnya menghidupi keluarganya dengan pekerjaan tidak tetap, berdagang, mengharapkan hasil kebun, dan kontrakan atau menyewakan rumah. Untuk melangsungkan pesta perkawinan, khitanan, atau keperluan lain yang lebih besar, keluarga Betawi pada umumnya menjual kebun atau sebagian rumahnya. Hal ini menyebaban mereka terpinggirkan oleh kaum pendatang yang lebih ulet, mempunyai pendidikan, dan memeiliki budaya menabung. Keluarga Betawi juga memiliki pandangan ‘banyak anak banyak rejeki’, pendidikan agama harus nomor satu, menjadi kebanggaan bagi kaum laki-laki jika memiliki istri lebih dari satu, dan anak laki-laki harus lebih pandai dari anak perempuan. Keluarga Betawi umumnya memiliki anak lebih dari tiga.
1.3  Aspek budaya betawi yang berhubungan kesehatan
1.3.1   Aspek budaya betawi yang mempengaruhi kesehatan
        Ada beberapa aspek budaya di kalangan masyarakat terhadap kesehatan masyarakat Betawi. Contohnya:
1.      Masyarakat Betawi melarang perempuan Betawi yang sedang mengandung pantang makan yang amis-amis seperti ikan karena khawatir bila nanti melahirkan air ketubannya amis. Sedangkan Ibu hamil memerlukan protein tinggi. Selain itu, larangan untuk memakan buah-buahan seperti pisang, nanas, ketimun dan lain-lain bagi wanita hamil juga masih dianut oleh beberapa kalangan masyarakat terutama masyarakat di daerah pedesaan. (Wibowo,1993).
2.      Di masyarakat Betawi juga  berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Dan memang, selain ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
3.      Kaum pria Betawi dewasa umumnya merokok walaupun yang bersangkutan menderita penyakit paru kronik seperti tb paru atau asma.



1.3.2        Intervensi keperawatan pada keluarga betawi
1.    Lakukan negosiasi untuk memilih budaya Betawi yang lebih menguntungkan kondisi kesehatannya saat ini, misalnya perempuan Betawi yang sedang mengandung pantang makan yang amis-amis seperti ika karena khawatir bila nanti melahirkan air ketubannya amis. Sedangkan Ibu hamil memerlukan protein tinggi, maka sumber protein yang amis tersebut dapat diganti dengan sumber protein yang tidak amis, misalnya ayam, tahu, tempe atau daging sapi.
2.    Lakuukan juga negosiasi untuk memilih budaya Betawi yang lebih menguntungkan kondisi kesehatan ibu dan anaknya saat ini, misalnya masyarakat Betawi juga  berlaku pantangan makan ikan asin, ikan laut, udang dan kepiting karena dapat menyebabkan ASI menjadi asin. Sedangkan Ibu dan bayi sangat memerlukan gizi yang cukup maka harus di ganti  dengan makanan yang lain agar gizi ibu dan bayi tercukupi  karena apabila ibunya kurang gizi, berat badan bayi yang dilahirkan juga rendah. Tentunya hal ini sangat mempengaruhi daya tahan dan kesehatan si bayi.
3.      Melakukan restrukturisasi budaya Betawi yang tidak merugikan kesehatannya. Misalnya kaum pria Betawi dewasa umumnya merokok walaupun yang bersangkutan menderita penyakit paru kronik seperti tb paru atau asma. Perawat menganjurkan untuk berhenti merokok dan memantaunya secara periodic, sehingga suatu saat klien memiliki budaya baru yaitu tidak merokok.



DAFTAR PUSTAKA

http://duniabaca.com/definisi-budaya-pengertian-kebudayaan.html#pengertian
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://fhiyanemyuunik.blogspot.com/2013/05/makalah-budaya-yang-mempengaruhi.html



Tidak ada komentar:

Posting Komentar